Foto Udara adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian, namun masih dalam lingkup ruang atmosfer. Misalnya pemotretan dari balon udara, helikopter, pesawat terbang, dan yang terkini adalah dengan menggunakan pesawat tanpa awak (UAV).
Kelebihan foto udara dibanding citra satelit beresolusi tinggi adalah:
- bersih dari tutupan awan,
- lebih detail
- waktu pengambilan dapat disesuaikan dengan keinginan.
- pengambilan gambar lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya.
Foto Udara untuk Perkebunan Kelapa Sawit
Tahap PRE Land Clearing (PRE LC)
Kegunaan foto udara pada tahap ini adalah:
- Sebagai Rona Awal
Maraknya sertifikasi untuk sawit (misal : RSPO, ISCC, ISPO, dll) dan klaim lahan oleh masyarakat pada area yang sudah dibebaskan, maka akan lebih baik jika suatu areal perkebunan memiliki bukti kondisi kebun sebelum adanya kegiatan pembukaan lahan. Data ini akan banyak berbicara dikemudian hari.
Misalnya perusahaan disangkakan mambabat hutan primer, dapat dibuktikan dari rona awal ini.
Atau tuntutan ganti rugi masyarakat dengan dalih bahwa lahan yang tertanam sawit adalah kebun karet mereka dulunya.
- Untuk Mengetahui Potensi Area
Dari foto udara dapat dilakukan GIS Extraction untuk mendapatkan informasi:
- Penutup Lahan
Dengan penutup lahan ini dapat dihitung luas area berpotensi (misal: belukar, hutan, dll) dan tidak berpotensi (misal: areal pertanian/perkebunan milik masyarakat, area berbatu, dll).
- Pemukiman Penduduk
Dari foto udara juga dapat dipetakan setiap bangunan. Informasi ini penting untuk mengetahui persebaran penduduk di dalam area konsesi.
Dari informasi tersebut diatas, kita akan memperoleh gambaran detail potensi lahan, sehingga dapat membuat keputusan untuk melanjutkan project kebun.
- Untuk Membuat Perencanaan Pembangunan Kebun
Dengan foto udara dan DEM yang dihasilkan, dapat digunakan untuk membuat perencanaan kebun. Yang direncanakan adalah batas block, jaringan jalan, jembatan, drainase, lokasi perumahan dan pabrik.
Tahap Land Clearing (LC)
Kegunaan foto pada tahap ini adalah:
- Monitoring Pembebasan Lahan
Dengan adanya foto udara, pembebasan lahan dapat difokuskan pada area yang berpotensi. Seharusnya, pada area yang dilaporkan sudah dibebaskan akan terlihat sudah ada aktifitas baik LC maupun sudah tanam. Jika ternyata areal yang sudah dibebaskan masih hutan, maka perlu diselidiki permasalahannya.
Gambaran Biaya:
Biaya pembebasan lahan = Rp 5.000.000,-/ha. Jika laporan pembebasan lahan sudah 2.000 ha, ternyata dari foto udara 500 ha masih hutan. Artinya ada potensi penyelewengan sebesar Rp 2.500.000.000,-
- Monitoring Pembayaran LC (BAPP)
Biaya yang dikeluarkan kebun untuk melakukan LC memiliki nilai yang besar. Pekerjaan LC ini mencakup pembuatan jalan, pembuatan drainase, tumbang pohon, stacking, dll. Potensi penyelewengan disini sangat besar. Oleh karena itu, perlu adanya monitoring menggunakan foto udara.
Gambaran Biaya:
Biaya untuk stacking = Rp 4.000.000,-/ha.
Tahap TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) &
TM (Tanaman Menghasilkan)
Pada tahap ini, pekerjaan Inventory Mapping sangat diperlukan. Inventory Mapping adalah pekerjaan untuk memetakan asset penting perusahaan. Asset penting disini adalah:
- Luasan Area Tanam
Dalam perkebunan kelapa sawit, sumber penghasilan adalah dari tanaman sawit. Oleh sebab itu, luas area tertanam merupakan parameter utama untuk pembuatan anggaran untuk biaya perawatan dan juga untuk estimasi hasil panen. Jika luas area tertanam ini tidak akurat, maka pembuatan anggaran dan estimasi panen akan meleset.
Gambaran Biaya:
Untuk pupuk = Rp. 5.000.000,-/ha/thn. Jika akurasinya meleset 10%, maka dalam 1.000 ha terjadi penyimpangan pupuk untuk 100 Ha = Rp 500.000.000/thn.
- Pokok Sawit
Parameter yang lebih detail dari luas area tanam adalah jumlah pokok sawit. Ada yang menggunakan jumlah pokok sawit untuk membuat anggaran pupuk. Namun, pekerjaan sensus pokok sawit di lapangan sangat sulit dilakukan, memakan banyak waktu, biaya dan hasilnya sulit untuk di-crosscheck.
Dengan jarak tanam 9,2 m, maka populasi sawit dalam 1 ha = 136 pokok. Jika populasi sawit ternyata 120 pokok, berarti potensi hasil panen berkurang 12%.
Gambaran Biaya:
Keuntungan sawit berkisar 1-2 juta/ha/bulan. Jika berkurang 12%, berarti dalam 1.000 ha berkurang 120 ha x (1-2) juta = (120-240) juta/bulan.
- Jaringan Jalan & Drainase
Jaringan jalan dan drainase adalah asset yang dibuat kebun untuk memperlancar kegiatan operasional di areal kebun.
- Jembatan
Jembatan juga asset yang perlu dipetakan supaya mudah untuk melakukan perawatan.
- Penggunaan Lahan
Selain itu, lahan diluar area tanam yang berada di dalam area konsesi juga merupakan asset kebun. Untuk itu perlu dipetakan juga.
Beberapa Produk Foto Udara untuk Perkebunan Kelapa Sawit
No
|
Produk
|
Keterangan
|
PreLC
|
LC
|
TBM/TM
|
1
|
Foto udara
| ||||
- Orthofoto
|
Resolusi 10 cm, akurasi 1m
|
√
|
√
|
√
| |
- DEM
|
Digital Surface Model
|
√
|
√
|
√
| |
2
|
GIS Extraction/Digitasi
| ||||
GIS Database
|
Data GIS dalam format Geodatabase/Shapefile
| ||||
- Operational Boundary
|
Batas operasional kebun (batas legal + batas area yang dikuasai oleh kebun)
|
√
|
√
|
√
| |
- Estate/Kebun/Rayon
|
Batas estate yang disesuaikan dengan kenampakan di foto udara
|
√
|
√
|
√
| |
- Division/Afdeling
|
Batas divisi yang disesuaikan dengan kenampakan di foto udara
|
√
|
√
|
√
| |
- Block
|
Batas block yang disesuaikan dengan kenampakan di foto udara
|
√
|
√
|
√
| |
- Landuse
|
Penggunaan lahan dalam kebun, klasifikasi mengikuti standar kebun
|
√
|
√
|
√
| |
- Jalan
|
Data jaringan jalan
|
√
|
√
|
√
| |
- Sungai & Parit/Drainase
|
Data jaringan sungai dan parit
|
√
|
√
|
√
| |
- DAS/Watersheed
|
Untuk menunjukkan arah aliran air, penting untuk perencanaan parit
|
√
|
√
|
√
| |
- Terrace
|
Data teras
|
√
|
√
| ||
- Kontur
|
Data kontur
|
√
|
√
|
√
| |
Mapping
| |||||
- Peta Batas Kebun
|
Menggambarkan batas operasional kebun yang ditampalkan dengan batas legal kebun. Disini akan diketahui apakah ada areal yang diluar konsesi ataupun area konsesi yang belum dikerjakan.
|
√
|
√
|
√
| |
- Peta Block
|
Peta batas block sebagai template di kebun untuk penggunaan operasional sehari-hari.
|
√
|
√
|
√
| |
- Peta Landuse
|
Peta detail kebun yang berisi informasi penggunaan lahan, landmark, titik sawit, jalan dan sungai.
|
√
|
√
|
√
| |
- Peta Tahun Tanam
|
Untuk menunjukkan persebaran tahun tanam dalam kebun beserta proporsi luasannya.
| ||||
- Peta Jaringan Jalan
|
Informasi yang ditampilkan dalam peta ini adalah jaringan jalan dengan panjang jalan setiap ruasnya.
|
√
|
√
|
√
| |
- Peta Jaringan Parit
|
Dari peta ini kita akan mengetahui jaringan parit dalam kebun sehingga dapat menganalisa apakah sesuai dengan arah aliran airnya.
|
√
|
√
|
√
| |
- Peta Topografi
|
Peta ini menginformasikan ketinggian lokasi dalam kebun yang digambarkan dengan garis kontur dan hillshade.
|
√
|
√
|
√
| |
- Peta Detail Block
|
Peta ini untuk melihat detail masing-masing block. Tujuan peta ini adalah untuk memverifikasi statistik hasil survey. Setiap angka yang dimunculkan akan terlihat dalam peta ini.
|
√
|
√
| ||
- Peta Situasi
|
Peta ini dapat dikatakan sebagai formulir untuk mendata kondisi lahan yang perlu ditindaklanjuti. Peta ini dibuat untuk masing-masing block. Sehingga masalah setiap block dapat teridentifikasi dan dapat dibuat program kerja.
|
√
|
√
| ||
- Peta Foto
|
Peta ini menggambarakan kenampakan kebun dari foto udara.
|
√
|
√
|
√
| |
- Map Book
|
Peta ini dibuat dalam album untuk menunjukkan kenampakan foto udara dalam skala 1 : 5.000
|
√
|
√
|
√
| |
Statistik
| |||||
- Area Statement
|
Proporsi luasan kebun perdasarkan penggunaan lahannya (planted & unplanted)
|
√
|
√
|
√
| |
- Block Detail
|
Statistik detail dalam satu block mencakup:
- Luasan
- Tahun tanam
- Penggunaan lahan
- Jumlah pokok*
- Stand Per Hectare (SPH)*
|
√
|
√
|
√
| |
- Planting Variance
|
Perbandingan luasan hasil survey dengan data sebelumnya. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, maka dapat dicek dari peta block detail.
|
√
| |||
- Kerapatan Jalan
|
Laporan ini akan menginformasikan panjang jalan/ha, sehingga kita akan memperoleh gambaran apakah jalan yang dibangun sudah standar?
|
√
| |||
3
|
Sensus Sawit-A (Jumlah &Jarak)
| ||||
GIS Database
| |||||
- Pokok Sawit
|
Data spasial pokok sawit. 1 titik = 1 pokok sawit. Selain mendapatkan informasi jumlah sawit, juga akan mendapatkan informasi jarak terdekat setiap sawit. Sehingga akan diketahui sawit mana yang terlalu dekat.
|
√
| |||
- Vacant Point
|
Data ini merupakan titik kosong yang dapat ditanami sawit, dianalisa berdasarkan persebaran sawit yang ada.
|
√
| |||
Mapping
| |||||
- Peta Jarak Tanam
|
Peta ini menggambarkan kelas jarak tanam sawit untuk tiap block.
|
√
| |||
Statistik
| |||||
- Jumlah & Kepadatan Sawit (SPH)
|
Laporan ini akan gabung dalam laporan block detail dan planting variance (paket no. 2)
|
√
| |||
- Kelas jarak tanam
|
Laporan ini untuk melihat kondisi jarak tanam sawit untuk masing-masing block.
|
√
| |||
4
|
Sensus Sawit-B (Jumlah, Jarak & Diameter Kanopi)
| ||||
GIS Database
| |||||
- Pokok Sawit
|
Seperti pokok sawit pada paket no. 3, dengan tambahan informasi diameter kanopi.
|
√
| |||
- Vacant Point
|
Seperti vacant point pada paket no. 3
|
√
| |||
Mapping
| |||||
- Peta Jarak Tanam
|
Seperti peta jarak tanam pada paket no. 3
|
√
| |||
Statistik
| |||||
- Jumlah & Kepadatan Sawit (SPH)
|
Seperti Jumlah & Kepadatan Sawit (SPH) pada paket no. 3
|
√
| |||
- Kelas jarak tanam
|
Seperti Klas Jarak Tanam pada paket no. 3
|
√
| |||
- Karakteristik ukuran kanopi
|
Laporan ini akan dikelompokkan berdasarkan tahun tanam. Dengan demikian kita akan mendapatkan sebuah standar ukutan kanopi untuk setiap tahun tanam. Jika ada tanaman yang pertumbuhannya tidak sesuai dengan tahun tanamnya, akan terlihat disini. Masalah bisa saja terjadi karena tanamannya tidak normal, atau salah penentuan tahun tanam, dsb.
|
√
| |||
5
|
Plantation Layout
| ||||
GIS Database
| |||||
- Rencana Block
|
Block rencana untuk acuan blocking di lapangan
|
√
| |||
- Rencana Jalan
|
Acuan pembuatan jalan di lapangan
|
√
| |||
- Rencana Parit
|
Acuan untuk pembuatan parit
|
√
| |||
- Rencana Jembatan
|
Titik rencana pembuatan jembatan
|
√
| |||
- Kontur
|
Kontur ketinggian
|
√
| |||
- DAS
|
Batas daerah aliran sungai
|
√
| |||
- Not Plantable Area
|
Area yang tidak dapat dibangun
| ||||
Mapping
| |||||
- Layout Kebun
|
Desain rencana kebun
|
√
| |||
Statistik
| |||||
- Perencanaan kebun
|
Perhitungan luas areal, panjang jalan & parit, dan jumlah jembatan yang akan dibangun.
|
√
| |||
6
|
Plantation Audit
| ||||
GIS Database
| |||||
- Pembebesan lahan
|
Data lokasi lahan yang terlapor sudah dibebaskan
|
√
|
√
| ||
- BAPP
|
Data BAPP yang sudah dibayarkan (Stacking, Underbrushing, Felling, Road Formation, Drainage, dll)
|
√
|
√
| ||
Mapping
| |||||
- Peta Pembebasan lahan
|
Peta ini menggambarkan kondisi area yang sudah dibebaskan (berdasarkan laporan). Area yang masih hutan atau dipertanyakan akan ditandai.
|
√
|
√
| ||
- Peta BAPP
|
Peta ini akan dibuat untuk setiap jenis pekerjaan BAPP. Peta ini akan menunjukkan antara laporan dengan kenyataan sebenarnya. Misalnya klaim pembuatan jalan, apakah benar ada terlihat jalannya pada foto udara. Area yang menjadi pertanyaan akan ditandai.
|
√
|
√
| ||
Statistik
| |||||
- Laporan Audit
|
Laporan ini merupakan hasil analisa data pembebasan lahan dan BAPP yang dilaporkan dengan kenyataan sebenarnya, apakah sudah sesuai atau ada yang menjadi pertanyaan.
|
√
|
√
|
(SK)